Konstruksi
Alat Ukur
Pertemuan
4
Minggu
7 Oktober 2012, pertemuan ke 4 mata kuliah Konstruksi Alat Ukur. Pertemuan kali
ini bukan Ibu Lola lagi, tapi giliran Pak Seta yang ambil alih untuk ngajarin
kita para mahasiswa.
Sesi
pertama Pak Seta menjelaskan kembali mengenai system mengajar yang Ia terapkan,
penjelasan tersebut terdiri dari :
Ø Penjelasan mengenai modul
belajar
Ø Penjeasan mengenai tugas –
tugas ujian akhir dari mata kuliah Konstruksi Alat Ukur
Ø Penjelasan mengenai review
blog yang dilakukan mahasiswa setiap minggunya
Setelah
penjelasan selesai, Pak Seta langsung beralih ke materi. Materi pertemuan kali
ini adalah materi mengenai Pengukuran /
Measurement . Berikut ulasannya…..
1.
Setelah
muncul kata pengukuran, Pak Seta langsung mengutarakan pertanyaan tentang apa
perlunya suatu pengukuran. Dalam meneliti pun kita wajib memperhatikan alat
ukur yang digunakan karena hal tersebut berpengaruh pada hipotesis yang kita
buat. Didalam pengukuran sendiri terdapat proses pembandingan antara pembanding
dengan skala pengukurannya. Contohnya, pengukuran tinggi badan yang menggunakan
meteran.
2.
Di
bidang psikologi terdapat beberapa
bentuk pengukuran diantaranya : (1) pengukuran motivasi (2) pengukuran prestasi
(3) pengukuran inteligensi. Sedangkan dalam tools psikologi sendiri adalah Tes
IQ & Tes Personality. Pengukuran juga berkaitan dengan tes dalam psikologi,
selanjutnya Pak Seta menjelaskan beberapa tes yang berkaitan dengan inteligensi
dan personality.
3.
Disela-sela
pemberian materi mengenai pengukuran, Pak Seta menjelaskan tentang fungsi dari
review blog yang dilakukan mahasiswa setiap minggunya (tiba-tiba Pak Seta
ngebahas ini, karena dari pertanyaan Pak Seta mengenai beberapa Tes, mahasiswa nggak
mampu menjawab secara sempurna…hihihihi….)
4.
Tes
yang dimaksud itu adalah tes TPA, IST, TKD, DAT. Berikut sedikit mengenai
penjelasan tes IST,TKD&DAT :
Ø
IST
(Intelligenz - Struktur – Test) ð tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf
Amthauer di Jerman pada tahun 1953. Tes ini dikonstruksikan untuk usia 14
sampai dengan 60 tahun setelah melalui uji coba terhadap kurang lebih 4000
orang. Setelah diadaptasi di Indonesia, tes ini pada mulanya dimanfaatkan oleh
Psikologi Angkatan Darat (Psi-AD) Bandung, yaitu bpk Bob Dengah dan
kawan-kawan, dan kemudian dikembangkan oleh biro psikologi Persona Bandung
sehingga mencapai bentuknya yang sekarang. Berikut penjelasan mengenai
masing-masing subtest dalam tes IST.
No.
|
Sub
Tes
|
Aspek-aspek
Intelektual
|
1
|
SE
|
-
Pembentukan
keputusan
-
Common
sense/ akal sehat, kemampuan menggunakan informasi
-
Penekanan
pada praktis konkret
-
Pemaknaan
realitas
-
Berfikir
mandiri
|
2
|
WA
|
-
Intelektual,
rasa bahasa, kemampuan menghayati bahasa
-
Kemampuan
berempati (menghayati)
-
Berfikir
induktif dengan menggunakan bahasa, memahami pengertian
|
3
|
AN
|
-
Fleksibilitas
atau kelincahan berfikir
-
Kemampuan mengkombinasi atau melihat dan mencari
hubungan-hubungan dalam permasalahan
-
Kejelasan
dan kekonsekuenan dalam berfikir
-
Kemampuan berfikir logis dan mendalam
|
4
|
GE
|
-
Kemampuan untuk menyatakan pengertian dalam bahasa
-
Kemampuan berfikir logis dan membentuk pengertian
dengan menggunakan bahasa
-
Kemampuan menyatakan pemahaman dan mencari inti
permaslahan dengan menggunakan bahasa
|
5
|
ME
|
-
Mengukur
daya ingatan
-
Kemampuan konsentrasi
dan kemampuan mengingat
|
6
|
RA
|
-
Kemampuan berfikir praktis dalam masalah hitungan
-
Berfikir
logis induktif
-
Berfikir
matematis
-
Reasoning
(daya nalar) / berfikir logis
-
Kemampuan
mengambil kesimpulan
|
7
|
ZR
|
-
Berfikir
teoritis dalam masalah hitungan
-
Berfikir
induktif dengan angka-angka
-
Kelincahan
dalam berfikir
-
Komponen-komponen
ritmis
|
8
|
FA
|
-
Kemampuan
membayangkan
-
Kemampuan
mengamati dan berfikir secara menyeluruh utuh
|
9
|
WU
|
-
Daya
bayang ruang
-
Komponen-komponen
konstruktif teknis
-
Kemampuan
memahami 3 dimensi
|
Ø
TKD (Tes
Kemampuan Diferensial) ð alat diagnostic yang praktis untuk
mengukur kemampuan umum diferensial seseorang dalam beberapa aspek. TKD terdiri
atas 10 subtes yang disusun berdasarkan teori Multiple Factors yang
dikembangkan oleh L.L Thurstone & T.T Thurstone.Tes ini dapat digunakan
untuk individual maupun klasikal dengan waktu pelaksanaan 66 menit.Dapat
digunakan untuk : seleksi calon mahasiswa, calon karyawan, promosi, mutasi,
dll.Dikembangkan di fak. Psikologi UI pada tahun 1966 sebagai tes Inteligensi
Umum ’66à tahun 1969 direvisi dengan nama Tes
Inteligensi Umum Revisi, yang popular dengan TINTUM’69. Pada tahun 1976 TINTUM
’69 dirubah namanya menjadi Tes Kemampuan Differensial (TKD) setelah
diadakannya penelitian dari Sudirgo Wibowo mengenai TINTUM’69 à hasil penelitiannya membuktikan bahwa TINTUM ’69 adalah
sebagai alat ukur kemampuan differensial saja (tidak menghasilkan skor IQ)
Karena
tes ini mengukur kemampuan secara diferensial maka masing-masing subtes harus
diskor dan diinterpretasikan secara berbeda pula
Subtest
|
Nama Tes
|
Tujuan
|
I
|
Pengertian
Umum
|
-
Mengukur
kemampuan tentang norma-norma dalam menghadapi situasi praktis dan sosial
-
Menilai
kecerdasan sosial, yaitu pemahaman terhadap situasi sosial praktis
-
Kemampuan
dalam mengadakan judgement
|
II
|
Menyelesaikan
Kalimat
|
-
Menilai
ruang lingkup pengetahuan umum
-
Kewaspadaan
terhadap dunia luar
-
Minat
-
Perhatian
terhadap lingkungan
-
Daya
ingat terhadap hal-hal lampau
-
Sosial
maturity
|
III
|
Analogi
Verbal
|
-
Menilai
kemampuan analogi berfikir verbal
-
Logika
bahasa
-
Pengertian
bahasa
-
Daya
abstraksi
|
IV
|
Pernyataan-Pernyataan
(logika)
|
-
Menilai
cara berfikir logis
-
Kemampuan
menempatkan hal-hal yang rasional
-
Kemampuan
beradaptasi
|
V
|
Hitungan
(Aritmatika)
|
-
Mengukur
penalaran berhitung
-
Mengukur
kemampuan berhitung dengan angka
-
Ketelitian
|
VI
|
Deret
Angka (deret hitung)
|
-
Mengukur
penalaran berhitung dengan angka-angka
-
Mengukur
logika berfikir
-
Logika
non verbal
-
Kemampuan
matematis
-
Daya
abstraksi
-
Ketelitian
|
VII
|
Melengkapi
Kalimat
|
-
Kemampuan
berfikir analogis
-
Kemampuan
berfikir kritis terhadap situasi
|
VIII
|
Mencari
ketidaksamaan
|
-
Mengukur
aspek diskriminasi dan generalisasi dalam berfikir
|
IX
|
Menyusun
Potongan gambar
|
Mengukur
kemampuan persepsi keruangan
|
X
|
Membedakan
antara 2 Gambar
|
Mengukur
ketepatan persepsi/ persepsi kritis dalam membedakan 2 gambar
|
Ø
DAT
: Dibuat untuk mendapatkan prosedur ilmiah dalam menilai murid-murid baik
laki-laki maupun perempuan secara integrasi dan terstandart serta digunakan
juga didalam dunia perusahaan. Terdiri dari 7 test : (1) verbal reasoning test
(2) numerical ability test (3) abstract rationing test (4) space relation test
(5) mechanical rationing test (6) clerical speed and accuracy test (7) language
usage-part 1 : spelling, 2 : sentences.
5.
Dari
pengertian tes diatas, Pak Seta kembali menjelaskan mengenai perbedaan tes inteligensi
CFIT, APM / SPM, dengan tes IST, TKD, DAT. Dari penjelasannya Pak Seta
mengatakan bahwa terdapat 4 Subtest pada tes CFIT (Culture Fair Intelegence
Test) yang didalamnya CFIT lebih bebas budaya sedangkan tes IST &
TKD konstektualnya spesifik pada budaya tertentu.
6.
Berbicara
mengenai tes inteligensi, maka kaitannya adalah dengan teori-teori dimana suatu
tes itu berlandasakan. Salah satu teori asal dari suatu tes adalah teori G and
S factor atau General factor dan Special factor. Pada kemampuan numerical dan
verbal lagi-lagi dipengaruhi oleh budaya dan belajar.
7.
Selanjutnya
Pak Dosen kembali menjelaskan tentang perbedaan antara tes prestasi dengan tes
inteligensi yakni :
Ø
Tes
prestasi : dikaitkan dengan prestasi belajar saat itu
Ø
Tes
inteligensi : tes umum yang diberikan dan bebas budaya tertentu
8.
Sesi
terakhir, Pak Dosen kasih penjelasan lagi tentang apa yang disebut dengan tes
personality dan 4 teori dari personality yakni :
Ø
Psikoanalisa
(TAT, tes grafis)
Ø
Traits
:
· MBTI : bertujuan untuk mengungkap kepribadian: arah,
minat, kecakapan, kemampuan, gaya kerja, ataupun gaya komunikasi. MBTI berguna
untuk mengenali perilaku dalam memperoleh dan memproses informasi, mengambil
keputusan, dan cara berhubungan dengan dunia. MBTI membantu untuk mengenali
rangkaian pilihan atau preferensi. Pilihan-pilihan perilaku ini memberi
pemahaman mendalam tentang gaya kepemimpinan, gaya kerja, dan gaya komunikasi.
MBTI mengukur pilihan, bukan kecakapan, kemampuan atau pengembangan diri yang
dicapai.MBTI bersifat deskriptif, bukan bersifat menentukan.MBTI didasari oleh
orientasi kekal, bukan penekanan yang bersifat sementara.
·
DISC
: mengungkapkan gaya
perilaku (behavioral style) dan kecenderungan berperilaku dari seseorang dalam
lingkungan tertentu. Kepribadian
berdasarkan profil disc adalah perilaku yang didasarkan dari stimulus dan
respon dimana setiap orang akan berperilaku berbeda terhadap respon yang
didapat. Perilaku adalah jumlah dari gabungan berbagai respon yang dilakukan
dari beragam stimulus yang diberikan. Pada dasarnya, DISC mengukur empat faktor
perilaku seseorang, yaitu: Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance. Ini
merupakan suatu konstruksi yang cukup kompleks, dan tidak mudah digambarkan
dengan satu kata saja, tetapi dapat dikelompokkan sebagai unsur ketegasan
(assertiveness), komunikasi (communication), kesabaran (patience) dan struktur
(structure).
·
PAPI (Personality and Preference Inventory) :
dibuat untuk menjabarkan kepribadian 20 aspek yang masing-masing-masing
mewakili need atau role tertentu. Tinggi rendahnya need atau role tertentu
mempunyai arti yang spesifik.
Ø
Humanis
Ø
Social
Cognitive
Setelah
pembahasan pada sesi terakhir, maka berakhir juga perkuliahan hari itu jadi
selesai juga ulasan pertemuan ini. Untuk tahu lebih jauh, ada diulasan
berikutnya……so stay tune……….