Rabu, 31 Oktober 2012

Pertemuan ke 7 Konstruksi Alat Ukur

Review Pertemuan Ke 7 MatKul Konstruksi Alat Ukur

Heeiii...hoooo...hollaaaaa.....
Ajegile, udah pertemuan ke 7 ajah! ampun deh, minggu depan udah UTS..... udah saatnya buat serius *dari kemaren kemana aja ya .....   

Okeh, minggu ini reviewnya cukup singkat. Why? Cause begitu masuk Pak Dosen udah kasih berita yang cukup mencengangkan. Apakah itu??? itu loh...UTS CLOSE BOOK (kenapa coba itu capslock nya dipake?) Saking shock nya itu mahasiswa dikelas pada ngoceh sambil ternganga - nganga. Lebay sih, tapi bener....hadeuuhh.... Yasudah lah apa boleh buat..... Lewati saja Pak Dosen kan bilang kalo soalnya mendasar banget *okeh berarti jawabannya boleh membumi alias mendasar dong ya Pak..heheheeee.....

Jadi awal Pak Dosen masuk selain kasih pengumuman itu, Pak Dosen lagi-lagi mengingatkan para mahasiswanya yang emang suka lupa dan lupa-lupain tugas. hihiiii..... Pak dosen kasih penjelasan sistematika penilaian dari sistem perkuliahannya dari mulai review tugas-tugas sampe kasih prosentasi nilai tugas.


Setelah itu Pak Dosen kasih kesempatan kami, untuk diskusi dan konsultasi progres dari masing-masing kelompok. Dari hasil diskusi itu dapet deh revisi dari BAB - BAB yang udah dibuat. 

So, sampe situ aja yah reviewnya, mau lanjut belajar ini...*ah modus nih..
stay tune......

Kamis, 25 Oktober 2012

Pertemuan ke 6 Konstruksi Alat Ukur

Pertemuan Ke 6 Mata Kuliah Konstruksi Alat Ukur

Review kali ini ga' banyak-banyak yah, karena dikelas hampir 2 jam cuma diskusi tentang tugas UTS doang!!. Omigoooooootttt......itu tugas jadi riweh begini ya....instruksinya berubah-ubah....bikin tambah puyeng! udah ah...ga jadi review deh.. secara mayoritas mahasiswa udah pada drop mood gara-gara kerancuan tugas...yah jadi semuanya bingung....

Sampe akhirnya beberapa jam setelah pertemuan dateng deh tuh email tentang kejelasan UTS. jadi berhubung kondisi udah kacau dan membara *lebay akhirnya yaaa gini deh reviewnya. Materi yang sempet dikasih juga udah ga ke rekam di long term memory *boro-boro.....


So, c u next time........

Senin, 15 Oktober 2012

Pertemuan ke 5 KOnstruksi Alat Ukur


Konstruksi Alat Ukur
Pertemuan Ke 5

Udah pertemuan ke 5 aja?? Serius?? harus bilang WOW kalo gitu, tapi ga sambil koprol (lari aja ga kuat gimana koprol) Ckckckck……..itu berarti nggak lama lagi bakal muncul yang namanya UTS alias Unang Tatang Sule loh?!.... Maksudnya UTS itu singkatan dari Ujian Tengah Semester…fiuuhhhh……………..
Materi dipertemuan ke 5 ini dibawakan oleh Ibu Lola dengan penampilan yang cantik dan feminim siang itu. Ibu Lola mengenakan baju terusan berwarna hijau dengan model rajut yang kelihatannya halus dipadankan dengan jaket jeans. Lho kok jadi observasi dosen sih?!haduh…focus focus..fokus!
Okeh lanjut ke pembahasan. Pertemuan kali ini Bu Lola kasih pembahasan mengenai ‘Penyusunan Skala Psikologi’ yang akan kita ulas sedikit dalam review kali ini. Kenapa sedikit? Karena setengah pertemuan kemarin diisi oleh diskusi per group dari tugas yang diberikan oleh Pak Seta. Berikut ulasannya……………………………
  1. Sesi pertama bu Lola memberikan slide mengenai Tes Psikologi yang menurut Cronbach dibagi menjadi 2 :
v  Tes performansi maksimum : performansi kinerja terbaik oleh individu
v  Tes performansi tipikal : mengungkapkan sifat-sifat kepribadian, sehingga tersamar dan terstruktur.
Hal inilah yang diukur dengan psikologi. Pengukuran sendiri adalah proses kuantifikasi atribut dan dapat menghasilkan data yang valid dan dilakukan secara sistematik.

  1. Selanjutnya, dalam pembuatan alat ukur beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
v  Indikator – indicator perilaku
v  Perilaku yang tampak
Jangan sesekali membuat pernyataan dalam pengukuran “ factor-faktor yang mempengaruhi” kata Bu Lola. Ketika sedang membahas skala yang digunakan untuk pengukuran bu Lola memberikan perbedaan bentuk skala Likert : (SS) Sangat Setuju  (S) Setuju  (N)  Netral (TS) Tidak Setuju (STS) Sangat Tidak Setuju dan skala Thurstone : 1 2 3 4 5 sd 10 (untuk pernyataan sangat setuju sd sangat tidak setuju).

  1. Kemudian Bu Lola juga menjelaskan mengenai kelemahan dari skala Psikologi, yaitu :
v  Atribut psikologi bersifat latent dan tidak mempunyai eksistensi riil
v  Atribut – atribut skala psikologi ditulis berdasarkan indicator perilaku yang jumlahnya terbatas
v  Respon yang diberikan subjek terhadap stimulus skala psikologi dipengaruhi oleh variable yang tidak relevan seperti mood atau suasana yang tidak kondusif dalam pengisian questioner atau angket.
v  Atribut psikologi yang terdapat dalam diri manusia stabilitasnya tidak tinggi
v  Intepretasi terhadap hasil ukur psikologi hanya dapat dilakukan secara normative

  1. Objek pengukuran dapat berupa atribut fisik atau psikologi. Karakteristik skala sebagai alat ukur dijelasan oleh Bu Lola adalah sbb :
v  Stimulus berupa pernyataan yang tidak langsung mengungkapkan indicator perilaku yang hendak diukur
v  Skala psikologi selalu terdiri dari 2 item
v  Respon subjek diklasifikasikan sebagai jawaban ‘benar’ atau ‘salah’.
Pernyataan diatas merupakan cirri pengukuran terhadap performansi tipikal.

  1. Ditengah pembahasan bu Lola juga mengingatkan kembali pada mahasiswa untuk tugas pembuatan alat ukur yang diberikan oleh Pak Seta. Tugas tersebut dikumpulkan berupa proposal pada UTS dan berupa laporan hasil pada saat UAS. Pada tugas pembuatan alat ukur tersebut bu Lola memberikan masukan pada saat angket yang dibuat perlu di uji coba kevaliditasannya. Salah satu uji coba tersebut adalah dengan proses Elisitasi yakni proses wawancara yang dilakukan sebelum penyebaran angket. Proses ini diperlukan untuk mengetahui apakah fenomena yang akan diukur benar-benar merupakan fenomena yang terjadi pada suatu populasi tertentu. Maka dari itu diperlukan proses tersebut agar teruji kevaliditasannya.

  1. Back to the topic, berkutnya bu Lola memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara angket dengan skala dalam pengukuran. Perbedaan tersebut adalah sbb :
No
Angket
Skala
1
Data yang diungkapkan berupa fakta
Data yang diungkapkan berupa konstruk atau konsep psikologis
2
Pertanyaan dalam angket bersifat langsung mengarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Data tersebut berupa opini atau fakta yang menyangkut diri responden
Pertanyaan dalam skala  bersifat tidak langsung dan untuk memancing jawaban yang  merupakan proyeksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari
3
Responden tahu persis apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dikehendaki oleh pertanyaan tersebut
Sekalipun responden memahami isi pertanyaan dalam skala, namun responden tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnua diungkap oleh pertanyaan tersebut.
4
Jawaban terhadap angket tak daoat diberi skor (dalam arti kualitas/kuantitas) melainkan diberi angka coding atau klasifikasi jawaban
Jawaban terhadap item diberi skor melalui proses penskalaan
5
Satu angket dapat mengungkapkan informasi mengenai banyak hal (banyak variable)
Satu skala hanya mengungkapkan atribut tunggal (satu variable / undimensional)
6
Data yang diperolah dengan angket tidak perlu diuji validitas dan reliabilitasnya secara psikometris
Data yang diperoleh dengan skala perlu divalidasi secara psikometris. Karena isi dan konteks kalimat yang digunakan sebagai stimulus pada skala lebih terbuka terhadap error
7
Validitas dan reliabilitas angket tergantung pada kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan
Validitas dan reliabilitas skala tergantung pada kejelasan konsep atribut yang hendak diukur dan operasionalisasinya.

  1. Setelah bu Lola Kasih penjelasan dari slidenya, sekarang giliran mahasiswa diskusi sesuai dengan kelompoknya untuk menindaklanjuti tugas kelompok dari Pak Seta yang sebentar lagi akan dikumpulkan. Formasi seketika berubah dan diskusi dimulai. Nah…..diskusi ini berlangsung sampai dengan perkuliahan selesai. Sembari berdiskusi bu Lola beri kesempatan untuk masing-masing kelompok untuk bertanya mengenai perkembangan tugas membuat alat ukur dan Bu Lola juga kasih beberapa masukan untuk pedoman mahasiswa membuat alat ukur psikologi.

Segitu dulu ulasan pertemuan ke 5  ini dengan tajuk ‘ Penyusunan Skala Psikologi’. Berikutnya akan Saya ulas pada review selanjutnya……………………..See u!


Jumat, 12 Oktober 2012

Pertemuan ke 4 Konstruksi Alat Ukur


Konstruksi Alat Ukur
Pertemuan 4

Minggu 7 Oktober 2012, pertemuan ke 4 mata kuliah Konstruksi Alat Ukur. Pertemuan kali ini bukan Ibu Lola lagi, tapi giliran Pak Seta yang ambil alih untuk ngajarin kita para mahasiswa.
Sesi pertama Pak Seta menjelaskan kembali mengenai system mengajar yang Ia terapkan, penjelasan tersebut terdiri dari :
Ø  Penjelasan mengenai modul belajar
Ø  Penjeasan mengenai tugas – tugas ujian akhir dari mata kuliah Konstruksi Alat Ukur
Ø  Penjelasan mengenai review blog yang dilakukan mahasiswa setiap minggunya
Setelah penjelasan selesai, Pak Seta langsung beralih ke materi. Materi pertemuan kali ini adalah materi mengenai Pengukuran / Measurement . Berikut ulasannya…..
1.         Setelah muncul kata pengukuran, Pak Seta langsung mengutarakan pertanyaan tentang apa perlunya suatu pengukuran. Dalam meneliti pun kita wajib memperhatikan alat ukur yang digunakan karena hal tersebut berpengaruh pada hipotesis yang kita buat. Didalam pengukuran sendiri terdapat proses pembandingan antara pembanding dengan skala pengukurannya. Contohnya, pengukuran tinggi badan yang menggunakan meteran.

2.       Di bidang psikologi  terdapat beberapa bentuk pengukuran diantaranya : (1) pengukuran motivasi (2) pengukuran prestasi (3) pengukuran inteligensi. Sedangkan dalam tools psikologi sendiri adalah Tes IQ & Tes Personality. Pengukuran juga berkaitan dengan tes dalam psikologi, selanjutnya Pak Seta menjelaskan beberapa tes yang berkaitan dengan inteligensi dan personality.

3.       Disela-sela pemberian materi mengenai pengukuran, Pak Seta menjelaskan tentang fungsi dari review blog yang dilakukan mahasiswa setiap minggunya (tiba-tiba Pak Seta ngebahas ini, karena dari pertanyaan Pak Seta mengenai beberapa Tes, mahasiswa nggak mampu menjawab secara sempurna…hihihihi….)

4.       Tes yang dimaksud itu adalah tes TPA, IST, TKD, DAT. Berikut sedikit mengenai penjelasan tes IST,TKD&DAT :
Ø  IST (Intelligenz - Struktur – Test) ð tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Jerman pada tahun 1953. Tes ini dikonstruksikan untuk usia 14 sampai dengan 60 tahun setelah melalui uji coba terhadap kurang lebih 4000 orang. Setelah diadaptasi di Indonesia, tes ini pada mulanya dimanfaatkan oleh Psikologi Angkatan Darat (Psi-AD) Bandung, yaitu bpk Bob Dengah dan kawan-kawan, dan kemudian dikembangkan oleh biro psikologi Persona Bandung sehingga mencapai bentuknya yang sekarang. Berikut penjelasan mengenai masing-masing subtest dalam tes IST.
No.
Sub Tes
Aspek-aspek Intelektual
1
SE
-          Pembentukan keputusan
-          Common sense/ akal sehat, kemampuan menggunakan informasi
-          Penekanan pada praktis konkret
-          Pemaknaan realitas
-          Berfikir mandiri
2
WA
-          Intelektual, rasa bahasa, kemampuan menghayati bahasa
-          Kemampuan berempati  (menghayati)
-          Berfikir induktif dengan menggunakan bahasa, memahami pengertian
3
AN
-          Fleksibilitas atau kelincahan berfikir
-          Kemampuan mengkombinasi atau melihat dan mencari hubungan-hubungan dalam permasalahan
-          Kejelasan dan kekonsekuenan dalam berfikir
-          Kemampuan berfikir logis dan mendalam
4
GE
-          Kemampuan untuk menyatakan pengertian dalam bahasa
-          Kemampuan berfikir logis dan membentuk pengertian dengan menggunakan bahasa
-          Kemampuan menyatakan pemahaman dan mencari inti permaslahan dengan menggunakan bahasa
5
ME
-          Mengukur daya ingatan
-          Kemampuan konsentrasi  dan kemampuan mengingat
6
RA
-          Kemampuan berfikir praktis dalam masalah hitungan
-          Berfikir logis induktif
-          Berfikir matematis
-          Reasoning (daya nalar) / berfikir logis
-          Kemampuan mengambil kesimpulan
7
ZR
-          Berfikir teoritis dalam masalah hitungan
-          Berfikir induktif dengan angka-angka
-          Kelincahan dalam berfikir
-          Komponen-komponen ritmis
8
FA
-          Kemampuan membayangkan
-          Kemampuan mengamati dan berfikir secara menyeluruh utuh
9
WU
-          Daya bayang ruang
-          Komponen-komponen konstruktif teknis
-          Kemampuan memahami 3 dimensi

Ø  TKD  (Tes Kemampuan Diferensial) ð alat diagnostic yang praktis untuk mengukur kemampuan umum diferensial seseorang dalam beberapa aspek. TKD terdiri atas 10 subtes yang disusun berdasarkan teori Multiple Factors yang dikembangkan oleh L.L Thurstone & T.T Thurstone.Tes ini dapat digunakan untuk individual maupun klasikal dengan waktu pelaksanaan 66 menit.Dapat digunakan untuk : seleksi calon mahasiswa, calon karyawan, promosi, mutasi, dll.Dikembangkan di fak. Psikologi UI pada tahun 1966 sebagai tes Inteligensi Umum ’66à tahun 1969 direvisi dengan nama Tes Inteligensi Umum Revisi, yang popular dengan TINTUM’69. Pada tahun 1976 TINTUM ’69 dirubah namanya menjadi Tes Kemampuan Differensial (TKD) setelah diadakannya penelitian dari Sudirgo Wibowo mengenai TINTUM’69 à hasil penelitiannya membuktikan bahwa TINTUM ’69 adalah sebagai alat ukur kemampuan differensial saja (tidak menghasilkan skor IQ)
Karena tes ini mengukur kemampuan secara diferensial maka masing-masing subtes harus diskor dan diinterpretasikan secara berbeda pula
Subtest
Nama Tes
Tujuan
I
Pengertian Umum
-          Mengukur kemampuan tentang norma-norma dalam menghadapi situasi praktis dan sosial
-          Menilai kecerdasan sosial, yaitu pemahaman terhadap situasi sosial praktis
-          Kemampuan dalam mengadakan judgement
II
Menyelesaikan Kalimat
-          Menilai ruang lingkup pengetahuan umum
-          Kewaspadaan terhadap dunia luar
-          Minat
-          Perhatian terhadap lingkungan
-          Daya ingat terhadap hal-hal lampau
-          Sosial maturity
III
Analogi Verbal
-          Menilai kemampuan analogi berfikir verbal
-          Logika bahasa
-          Pengertian bahasa
-          Daya abstraksi
IV
Pernyataan-Pernyataan (logika)
-          Menilai cara berfikir logis
-          Kemampuan menempatkan hal-hal yang rasional
-          Kemampuan beradaptasi
V
Hitungan (Aritmatika)
-          Mengukur penalaran berhitung
-          Mengukur kemampuan berhitung dengan angka
-          Ketelitian
VI
Deret Angka (deret hitung)
-          Mengukur penalaran berhitung dengan angka-angka
-          Mengukur logika berfikir
-          Logika non verbal
-          Kemampuan matematis
-          Daya abstraksi
-          Ketelitian
VII
Melengkapi Kalimat
-          Kemampuan berfikir analogis
-          Kemampuan berfikir kritis terhadap situasi
VIII
Mencari ketidaksamaan
-          Mengukur aspek diskriminasi dan generalisasi dalam berfikir
IX
Menyusun Potongan gambar
Mengukur kemampuan persepsi keruangan
X
Membedakan antara 2 Gambar
Mengukur ketepatan persepsi/ persepsi kritis dalam membedakan 2 gambar

Ø  DAT : Dibuat untuk mendapatkan prosedur ilmiah dalam menilai murid-murid baik laki-laki maupun perempuan secara integrasi dan terstandart serta digunakan juga didalam dunia perusahaan. Terdiri dari 7 test : (1) verbal reasoning test (2) numerical ability test (3) abstract rationing test (4) space relation test (5) mechanical rationing test (6) clerical speed and accuracy test (7) language usage-part 1 : spelling, 2 : sentences.

5.       Dari pengertian tes diatas, Pak Seta kembali menjelaskan mengenai perbedaan tes inteligensi CFIT, APM / SPM, dengan tes IST, TKD, DAT. Dari penjelasannya Pak Seta mengatakan bahwa terdapat 4 Subtest pada tes CFIT (Culture Fair Intelegence Test) yang didalamnya CFIT lebih bebas budaya sedangkan tes IST & TKD konstektualnya spesifik pada budaya tertentu.

6.       Berbicara mengenai tes inteligensi, maka kaitannya adalah dengan teori-teori dimana suatu tes itu berlandasakan. Salah satu teori asal dari suatu tes adalah teori G and S factor atau General factor dan Special factor. Pada kemampuan numerical dan verbal lagi-lagi dipengaruhi oleh budaya dan belajar.

7.       Selanjutnya Pak Dosen kembali menjelaskan tentang perbedaan antara tes prestasi dengan tes inteligensi yakni :
Ø  Tes prestasi : dikaitkan dengan prestasi belajar saat itu
Ø  Tes inteligensi : tes umum yang diberikan dan bebas budaya tertentu

8.       Sesi terakhir, Pak Dosen kasih penjelasan lagi tentang apa yang disebut dengan tes personality dan 4 teori dari personality yakni :
Ø  Psikoanalisa (TAT, tes grafis)
Ø  Traits :
·      MBTI : bertujuan untuk mengungkap kepribadian: arah, minat, kecakapan, kemampuan, gaya kerja, ataupun gaya komunikasi. MBTI berguna untuk mengenali perilaku dalam memperoleh dan memproses informasi, mengambil keputusan, dan cara berhubungan dengan dunia. MBTI membantu untuk mengenali rangkaian pilihan atau preferensi. Pilihan-pilihan perilaku ini memberi pemahaman mendalam tentang gaya kepemimpinan, gaya kerja, dan gaya komunikasi. MBTI mengukur pilihan, bukan kecakapan, kemampuan atau pengembangan diri yang dicapai.MBTI bersifat deskriptif, bukan bersifat menentukan.MBTI didasari oleh orientasi kekal, bukan penekanan yang bersifat sementara.
·      DISC : mengungkapkan gaya perilaku (behavioral style) dan kecenderungan berperilaku dari seseorang dalam lingkungan tertentu. Kepribadian berdasarkan profil disc adalah perilaku yang didasarkan dari stimulus dan respon dimana setiap orang akan berperilaku berbeda terhadap respon yang didapat. Perilaku adalah jumlah dari gabungan berbagai respon yang dilakukan dari beragam stimulus yang diberikan. Pada dasarnya, DISC mengukur empat faktor perilaku seseorang, yaitu: Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance. Ini merupakan suatu konstruksi yang cukup kompleks, dan tidak mudah digambarkan dengan satu kata saja, tetapi dapat dikelompokkan sebagai unsur ketegasan (assertiveness), komunikasi (communication), kesabaran (patience) dan struktur (structure).
·     PAPI (Personality and Preference Inventory) : dibuat untuk menjabarkan kepribadian 20 aspek yang masing-masing-masing mewakili need atau role tertentu. Tinggi rendahnya need atau role tertentu mempunyai arti yang spesifik.
Ø  Humanis
Ø  Social Cognitive
Setelah pembahasan pada sesi terakhir, maka berakhir juga perkuliahan hari itu jadi selesai juga ulasan pertemuan ini. Untuk tahu lebih jauh, ada diulasan berikutnya……so stay tune……….