Konstruksi Alat Ukur
Pertemuan Ke 5
Udah
pertemuan ke 5 aja?? Serius?? harus bilang WOW kalo gitu, tapi ga sambil koprol (lari aja ga kuat
gimana koprol) Ckckckck……..itu berarti nggak lama lagi bakal muncul yang
namanya UTS alias Unang Tatang Sule loh?!.... Maksudnya UTS itu singkatan dari
Ujian Tengah Semester…fiuuhhhh……………..
Materi
dipertemuan ke 5 ini dibawakan oleh Ibu Lola dengan penampilan yang cantik dan
feminim siang itu. Ibu Lola mengenakan baju terusan berwarna hijau dengan model
rajut yang kelihatannya halus dipadankan dengan jaket jeans. Lho kok jadi
observasi dosen sih?!haduh…focus focus..fokus!
Okeh
lanjut ke pembahasan. Pertemuan kali ini Bu Lola kasih pembahasan mengenai ‘Penyusunan
Skala Psikologi’ yang
akan kita ulas sedikit dalam review kali ini. Kenapa sedikit? Karena setengah
pertemuan kemarin diisi oleh diskusi per group dari tugas yang diberikan oleh
Pak Seta. Berikut ulasannya……………………………
- Sesi pertama bu Lola memberikan slide mengenai Tes Psikologi yang menurut Cronbach dibagi menjadi 2 :
v Tes performansi maksimum :
performansi kinerja terbaik oleh individu
v Tes performansi tipikal :
mengungkapkan sifat-sifat kepribadian, sehingga tersamar dan terstruktur.
Hal inilah yang diukur dengan
psikologi. Pengukuran sendiri adalah proses kuantifikasi atribut dan dapat
menghasilkan data yang valid dan dilakukan secara sistematik.
- Selanjutnya, dalam pembuatan alat ukur beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
v Indikator – indicator
perilaku
v Perilaku yang tampak
Jangan sesekali membuat
pernyataan dalam pengukuran “ factor-faktor yang mempengaruhi” kata Bu Lola.
Ketika sedang membahas skala yang digunakan untuk pengukuran bu Lola memberikan
perbedaan bentuk skala Likert : (SS) Sangat Setuju (S) Setuju
(N) Netral (TS) Tidak Setuju
(STS) Sangat Tidak Setuju dan skala Thurstone : 1 2 3 4 5 sd 10 (untuk
pernyataan sangat setuju sd sangat tidak setuju).
- Kemudian Bu Lola juga menjelaskan mengenai kelemahan dari skala Psikologi, yaitu :
v Atribut psikologi bersifat
latent dan tidak mempunyai eksistensi riil
v Atribut – atribut skala
psikologi ditulis berdasarkan indicator perilaku yang jumlahnya terbatas
v Respon yang diberikan subjek
terhadap stimulus skala psikologi dipengaruhi oleh variable yang tidak relevan
seperti mood atau suasana yang tidak kondusif dalam pengisian questioner atau
angket.
v Atribut psikologi yang
terdapat dalam diri manusia stabilitasnya tidak tinggi
v Intepretasi terhadap hasil
ukur psikologi hanya dapat dilakukan secara normative
- Objek pengukuran dapat berupa atribut fisik atau psikologi. Karakteristik skala sebagai alat ukur dijelasan oleh Bu Lola adalah sbb :
v Stimulus berupa pernyataan
yang tidak langsung mengungkapkan indicator perilaku yang hendak diukur
v Skala psikologi selalu
terdiri dari 2 item
v Respon subjek
diklasifikasikan sebagai jawaban ‘benar’ atau ‘salah’.
Pernyataan diatas merupakan
cirri pengukuran terhadap performansi tipikal.
- Ditengah pembahasan bu Lola juga mengingatkan kembali pada mahasiswa untuk tugas pembuatan alat ukur yang diberikan oleh Pak Seta. Tugas tersebut dikumpulkan berupa proposal pada UTS dan berupa laporan hasil pada saat UAS. Pada tugas pembuatan alat ukur tersebut bu Lola memberikan masukan pada saat angket yang dibuat perlu di uji coba kevaliditasannya. Salah satu uji coba tersebut adalah dengan proses Elisitasi yakni proses wawancara yang dilakukan sebelum penyebaran angket. Proses ini diperlukan untuk mengetahui apakah fenomena yang akan diukur benar-benar merupakan fenomena yang terjadi pada suatu populasi tertentu. Maka dari itu diperlukan proses tersebut agar teruji kevaliditasannya.
- Back to the topic, berkutnya bu Lola memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara angket dengan skala dalam pengukuran. Perbedaan tersebut adalah sbb :
No
|
Angket
|
Skala
|
1
|
Data yang diungkapkan berupa fakta
|
Data yang diungkapkan berupa konstruk atau
konsep psikologis
|
2
|
Pertanyaan dalam angket bersifat langsung
mengarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Data tersebut
berupa opini atau fakta yang menyangkut diri responden
|
Pertanyaan dalam skala bersifat tidak langsung dan untuk memancing
jawaban yang merupakan proyeksi dari
keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari
|
3
|
Responden tahu persis apa yang ditanyakan
dalam angket dan informasi apa yang dikehendaki oleh pertanyaan tersebut
|
Sekalipun responden memahami isi pertanyaan
dalam skala, namun responden tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki
dan kesimpulan apa yang sesungguhnua diungkap oleh pertanyaan tersebut.
|
4
|
Jawaban terhadap angket tak daoat diberi skor
(dalam arti kualitas/kuantitas) melainkan diberi angka coding atau
klasifikasi jawaban
|
Jawaban terhadap item diberi skor melalui
proses penskalaan
|
5
|
Satu angket dapat mengungkapkan informasi
mengenai banyak hal (banyak variable)
|
Satu skala hanya mengungkapkan atribut tunggal
(satu variable / undimensional)
|
6
|
Data yang diperolah dengan angket tidak perlu
diuji validitas dan reliabilitasnya secara psikometris
|
Data yang diperoleh dengan skala perlu
divalidasi secara psikometris. Karena isi dan konteks kalimat yang digunakan
sebagai stimulus pada skala lebih terbuka terhadap error
|
7
|
Validitas dan reliabilitas angket tergantung
pada kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan
|
Validitas dan reliabilitas skala tergantung
pada kejelasan konsep atribut yang hendak diukur dan operasionalisasinya.
|
- Setelah bu Lola Kasih penjelasan dari slidenya, sekarang giliran mahasiswa diskusi sesuai dengan kelompoknya untuk menindaklanjuti tugas kelompok dari Pak Seta yang sebentar lagi akan dikumpulkan. Formasi seketika berubah dan diskusi dimulai. Nah…..diskusi ini berlangsung sampai dengan perkuliahan selesai. Sembari berdiskusi bu Lola beri kesempatan untuk masing-masing kelompok untuk bertanya mengenai perkembangan tugas membuat alat ukur dan Bu Lola juga kasih beberapa masukan untuk pedoman mahasiswa membuat alat ukur psikologi.
Segitu dulu
ulasan pertemuan ke 5 ini dengan tajuk ‘
Penyusunan Skala Psikologi’. Berikutnya akan Saya ulas pada review selanjutnya……………………..See
u!
Terima kasih Bu Desi....ulasan yang apik dari gaya fashion dan perkuliahan yang telah dijalani dipertemuan ke 5,...tetap berbagi ya Bu...
BalasHapusthanks Pak...i will
BalasHapus